Cerita ini bermula di dunia maya. Saya, seorang pemuda berusia dua puluh tahun, mengenal seorang wanita, sebut saja M., melalui obrolan daring pada tanggal 25 Juli lalu. Percakapan kami dimulai dengan perkenalan ringan dan berbagi hobi, namun seiring berjalannya waktu, perbincangan kami bergeser ke topik yang lebih pribadi.
Keingintahuan saya terhadap M. semakin besar, dan kami pun terlibat dalam percakapan yang bernada intim. Percakapan tersebut berujung pada rencana pertemuan tatap muka pada tanggal 27 Juli di sebuah restoran cepat saji.
Kami bertukar nomor telepon dan saling memberi ciri-ciri fisik agar mudah saling mengenali. Keinginan untuk bertemu M. membuat saya tiba lebih awal di tempat pertemuan.
Setelah menunggunya sekitar lima belas menit, saya menghubunginya. Dia menjawab bahwa dia sudah berada di dekat saya. Namun, ketika saya melihat sekeliling, saya melihat seorang wanita yang tampak berusia sekitar tiga puluhan, sedang makan bersama seorang anak kecil.
Saya merasa ragu, karena tidak terpikirkan bahwa dia akan membawa anaknya dalam pertemuan ini. Saya kembali menghubunginya untuk memastikan, dan ternyata memang benar dia bersama anaknya. Akhirnya, saya mendekat dan berkenalan dengannya.
Dalam percakapan kami, M. mengungkapkan kesulitan yang dialaminya dalam rumah tangganya, di mana kesibukan suaminya membuatnya merasa kesepian dan kurang diperhatikan. dengan berchatting untuk menghilangkan kesuntukannya dirumah.
Kucoba merapatkan diri untuk menghibur dia, dan dia membalasnya dengan semakin masuk ke dalam rangkulan ku. Dapat kurasakan detakan jantungnya dan harum rambutnya serta lebutnya kulitnya. Sekitar 5 menit kemudian, dia langsung menarik tangan ku dan menggendong anaknya ke dalam mobil dia.
Kami langsung tancap ke rumah dia di area kawasan elite. Anaknya rupanya sudah tertidur di dalam mobil sehinggal begitu samapi dirumah, dia langsung menggendong anaknya dan membawanya ke kamar anaknya. “Kamu tunggu di ruang tamu bentar ya.”
“Oke, jangan lama-lama ya soalnya udah gak konsen nih!”
“Dasar kamu nih”, (sambil mencubit panta ku).
Lalu dia masuk dan meletakkan anaknya di tempat tidur. Dia meminta aku menunggu sebentar karena dia mau ganti pakaian. Sekitar 15 menit kemudian, dia ke ruang tamu dan alangkah terkejutnya aku karena dia hanya memakai baju tembusan dan tidak memakai BH dan celana dalam.
Lekuk tubuhnya benar-benar sempurna dan dapat kulihat dengan jelas susu maupun serambi lempit miliknya. “Gimana menurut mu, cantik gak aku?”
“Cantik kok, suamimu bener-bener orang paling beruntung bisa memilikimu” kataku sambil memeluk dia dari belakang dan mencium belakang lehernya. “Tapi kamu juga beruntung karena bisa menikmati tubuhku kan!”, jawabnya sambil menggeliat karena luncuran ciuman yang kuberikan.
“Tapi aku pasti bisa memberikan apa yang kamu inginkan sedangkan suamimu tidak, benerkan?”
“Sstt… Bener… Ayok sayang kita lanjutkan di kamar saja, gak enak didenger pembantu.”
Lalu kugendong dia, membawa dia kekamarnya dan membaringkannya bak pengantin pria meletakkan pengantin wanitanya di tempat tidur. Mulailah kucium bibirnya, dan dia membalasnya dengan mesra. Kami saling berpautan dan sudah lupa dengan keadaan sekitar.
Dia membuka baju dan celanaku menyisakan celana dalam saja sedangkan aku membuka baju terusan miliknya. Tidak kusangka ternyata serambi lempitnya sudah banjir dengan cairan, kusimpulkan kalau dia wanita yang mudah dirangsang dengan ciuman saja. Lalu mulailah kujilat susunya, aku jilat susunya ibarat orang yang lagi menulum permen dan menjilatnya dengan napsu.
Tambah lama tambah turun kebawah dan akhirnya sampailah di surga kenikmatan dia, kujilatin serambi lempitnya dengan buas, klitorisnya kumainkan dan susunya aku plintir dengan jariku. Dia menggeliat-geliat lalu tidak lama kemudian dia mencapai orgasme pertamanya. “Ahhh… Kamu memang hebat sayang, bisa membuat aku orgasme secepat ini… Tunggu ya akan aku balas kamu”, (Sambil memegang luar celana dalam saya).
“Dah siap kok dari tadi nunggu serangan kamu”, (Sambil saya jilat-jilat susunya). Dia mengeliat lagi, dan saya tau kalau birahinya naik kembali. “Buka celana dalammu ya, aku mau liat ukurannya”.
Alangkah terkejutnya dia melihat batang kemaluan saya, memiliki ukuran 17 cm dengan diameter sekitar 2,5. “Wow punyamu asik ini buat diemut, aku suka dengan ukuran yang begini. Suamiku aja cuman punya panjang 14 cm benar-benar kalah dari kamu”.
“Tentu donk, semua ini kan cuman buat kamu”, (sambil ku cubit serambi lempitnya). “Auuwwww… Dasar kamu nakal…”, (dia mulai mengelus kemaluanku). “Wahhh elusan mu asik banget, tuh adik ku udah naik menegang tuh nunggu kamu isapin”.
“Dasar kamu nih”, (lalu dia memasukkan kemaluanku kedalam muluatnya dan mulai menggerakkannya maju mundur). “Waw, pintar kamu ngisapnya”, (sambil ku mainkan susunya). Kelaminku benar-benar dia jilat hingga tidak ada bagian yang luput, aku minta dia posisi 69 dan dia menyetujuinya.
cerita ngewe terbaru - Pertemuan Panas dengan Istri Kesepian yang Terlantar Suami
Kujilatin serambi lempitnya, klitorisnya kumain-mainkan lagi. Dia menggelinjing keasikan waktu ku gigit pelan klitorisnya. “Auuwwwww, kamu apain sih kok sakit-sakit geli rasanya… Tapi enak sayang… Terusin ya….
Waw gila enak banget”. “Jilatan mu juga enak sayang, rudalku benar-benar ngadem di mulut mu”. “Ia donk abis dah napsu banget nih”.
Tumpahlah cairannya di wajahku, dan kujilatin hingga bersih. Dia menarik nafas terburu-buru, dia membalikkan badannya dan mencium bibirku. “Kamu kuat ya, aku dah kalah 2 ronde kamu masih belum keluar juga.”.
“Hahahha… Kamu nya aja yang terlalu ke enakan nih…”, (padahal aku juga ampir tembus kalo bukan karena dia sudah orgasme duluan. “Kamu masih mau lanjutkan, aku belum apa-apa nih”, (sambil memainkan susunya). “Auwww….
Ia donk sayang, kan kamu harus emprotkan kenikmatanmu kedalam surgaku… Aku ingin punya anak yang keren dan kuat kayak kamu. Bentar ya sayang aku istirahat 5 menit.”. 5 menit itu ku manfaatkan untuk merangsang dia dengan menjilat susu dan memainkan serambi lempitnya dengan tanganku.
Rupanya rangsanganku berhasil, serambi lempitnya sudah banjir kembali. “Masukin donk, aku bener-bener ingin merasakan rudalmu itu.”
Lalu dia membimbing rudalku ke lubang serambi lempitnya, ternyata lubangnya terlalu kecil ada sekitar 8-10 menit baru bisa kujebol serambi lempitnya itu pun baru masuk setengah. “Auwwww… Pelan-pelan sayang, serambi lempitku udah lama gak di masukin rudal suamiku…”.
Kucoba memaju mundurkan dengan pelan, sekitar 15 menit akhirnya masuk semua rudal ku dan aku merasakan kenikmatan yang tiada tara, dia pun begitu dia mengerang dengan kerasnya karena kenikmatan. Ku biarkan kan sebentar rudalku diam didalam serambi lempitnya agar dia mulai terbiasa dengan benda tumpul ku ini. Setelah mulai reda, kugerak maju mundurkan rudalku dengan pelan.
“Aduh… rudal mu enak banget”(dia berbicara sudah tidak jelas lagi karena keenakan). “Wahh”,
“Aaahhh yang cepet… Plsss”,
“Ia sayang…”,
Tambah lama tambah kupercepat goyanganku, sekitar 10 menit kumaju-mundurkan rudalku hinggal akhirnya kurasakan mau keluar. “Mau keluar nih, aku keluarin dimana?”
“Didalam, didalam aja sayang… Aku mau anak dari kamu… Aku mau sperma kamu”.
Benar-benar kurasakan dorongan yang kuat dari dalam rudalku dan akhirnya kusemprot semua nya kedalam serambi lempitnya, rupanya dia juga sudah sampai lalu mencengkram punggungku dan mencakarnya. Badannya tersentak keatas lalu kemudian pelan-pelan mulai menurun. Kami biarkan sensasi ini leih lama, kubiarkan rudalku didalam serambi lempitnya lebih lama hingga akhirnya mengecil kembali.
Lalu kucopot rudalku dan aku berbaring disampingnya, diameletakkan kepalanya diatas badanku. “Makasih ya sayang, kamu sudah memberikan apa yang kubutuhkan selama ini.”
“Ia, asal kamu senang aku rela melakukannya untukmu.”
“Janji ya, kapan aku butuh kamu akan berikan.”
“Ia, asal kamu janji jangan pernah kamu berikan ini pada cowok manapun”, (sambil kuremas serambi lempitnya). “Auwww….
Ia sayang aku janji, dasar kamu nakal”. “Ngomong-ngomong suamimu kemana nih, kok berani kamu lakuin ini di kamar kalian?”
“Dia lagi keluar negeri sekitar sebulan, kamu nginap disini saja ya 3 minggu temenin aku.”
Jadilah aku menginap disana 3 minggu, 3 minggu juga aku gak masuk kuliah dan menghabiskan setiap hariku dengan wanita tersebut. Dalam sehari kami bisa melakukannya hingga 5 kali, dan pernah aku melakukan dengan dia dalam 1 hari full hingga dia pingsan.
Ya beginilah cerita yang ingin kubagi dengan pembaca yang lain. Semenjak pengalaman ini aku menjadi suka bercinta dengan wanita lebih tua dari ku.