
Saya, Ricky, seorang mahasiswa ekonomi berusia sembilan belas tahun di universitas ternama di kota ini. Kehidupan kampus, walau menuntut, belum sepenuhnya menguasai waktu luang saya; pertemanan dan kegiatan sosial masih menjadi bagian penting dalam keseharian. Saya cukup memperhatikan kondisi fisik; tinggi badan 185 sentimeter dengan berat 80 kilogram, tubuh yang saya rasa cukup atletis.
Tentu saja, saya bersyukur atas bentuk tubuh dan wajah yang menurut beberapa orang menarik. Ini, saya akui, memberikan saya beberapa keuntungan dalam beberapa aspek kehidupan. Kuliah di kota ini membuat saya hidup mandiri, jauh dari keluarga.
Orang tua saya memiliki penghasilan yang sederhana, jadi saya merasa perlu untuk membantu meringankan beban keuangan keluarga. Setelah beberapa pertimbangan, saya memutuskan untuk menjadi pengemudi GrabCar, sebuah pekerjaan yang menurut riset saya menjanjikan penghasilan tambahan yang cukup signifikan. Namun, untuk menjadi pengemudi GrabCar, saya membutuhkan mobil.
Solusi yang saya temukan adalah menyewa sebuah mobil. Setelah menghitung biaya sewa, bensin, dan pengeluaran lainnya, saya yakin pendapatan bersihnya akan cukup untuk menambah penghasilan dan meringankan beban orang tua. Proses pendaftaran berjalan lancar dan akhirnya, saya siap memulai pekerjaan baru ini.
Hari ini, hari pertama saya sebagai pengemudi GrabCar. Pagi yang cerah menyambut saya sambil menikmati secangkir kopi sebelum memulai perjalanan. Dengan kemeja flanel dan celana jeans, saya merasa siap menghadapi tantangan baru ini.
Pukul delapan pagi, saya memasuki mobil Camry sewaan – sebuah mobil yang nyaman namun juga membutuhkan pertimbangan ekonomi yang cermat. Hari pertama ini menghadirkan sejumlah pengalaman baru, mulai dari tantangan mencari penumpang hingga memahami sistem penghasilan dan biaya operasional. Ada kalanya pendapatan tidak sebanding dengan jarak tempuh, terutama mengingat konsumsi bahan bakar mobil sewaan ini cukup tinggi.
Namun, kenyamanan mobil ini memang disukai penumpang, dan hal ini terlihat dari respon positif mereka. Saya juga belajar tentang tantangan lain, seperti penumpang yang membawa teman tambahan tanpa menambah biaya perjalanan. Ini menjadi hal yang perlu saya pelajari untuk mengelola pekerjaan ini dengan lebih efektif di masa mendatang.
ku kesal. Tetapi pagi ini ada juga bahagia yang kurasakan…
———————————————-
Tadi siang, sekitar pukul 1 siang aku mendapatkan orderan masuk di telepon pintarku. Orderan yang meminta mengantar dari perumahan elit ke mall besar di tengah kota.
Jaraknya sekitar 15 kilometer. Kemungkinan dicapai dengan kemacetan separah ini sekitar 1 jam. Setelah kulihat atas nama ibu Nadia.
Umurnya tercantum disitu 36 tahun. Ahay tante-tante nih pikirku. Bisa jadi mempunyai tubuh yang indah nih.
Apalagi dari perumahan elit ke pusat perbelanjaan. Pasti kaya dan cantik nih. Langsung saja kuambil orderannya.
Aku cap cus menuju ke tempat tujuan. Dari tempat awalku bisa sekitar 10 menit. Dalam pikiranku sudah ngaco membayangkan calon penumpang ini.
Membuat tak fokus saat mengemudi. Jelang beberapa saat, sampailah di perumahan elit tersebut. Waktunya mencari alamat yang terpampang di hp.
5 menit kemudian, aku sampai di alamat yang dimaksud. Sungguh rumah yang mewah 3 tingkat. Dengan penampilan depan bak istana.
Kira-kira seperti apa pemiliknya ya? Tapi tak ada orang di depan rumah. Aku mengecek pesan masuk apa ada dari pelangganku.
Ternyata ada 1 pesan yang belum kubaca. Begini isinya.. “Pak, telpon saya kalau sudah sampai” dengan tanda kiss di akhir.
Ini sudah bisa diduga bahwa calon penumpangku adalah tante yang genit. Ah semakin tak sabar langsung kutelepon saja. Tuuutt…..
Tuuuttt… Cklek
“Halo pak” terdengar suara wanita yg sangat lembut
“Halo dengan ibu Nadia ya? Saya dari grabcar sudah menunggu di depan rumah ibu” infoku kepadanya
“Baiklah pak saya akan keluar” jawabnya. Oh Tuhan sungguh suara yang lembut.
Aku yakin sekali penumpang berikutnya cantik. Tak lama kemudian, suara pagar terdengar Ckrik….. Keluarlah seorang satpam dan membukakan pintu.
Di baliknya terlihat wanita cantik jelita yang sangat putih. Dengan pakaiannya sekarang aku dapat melihat jelas payudara yang besar kencang dan serambi lempit yang terlihat tembem. Kulitnya yang sangat bersih menunjukkan betapa cantik dirinya.
Apa ini penumpangku? Dengkulku sudah tak kuat. Dia menghampiri mobilku dengan langkah high heels yang terlihat susah.
Lalu aku membuka kaca. Astaga jauh lebih cantik dari pemandangan jauh tadi. “Atas nama mas Ricky?” Tanyanya “I…iya bu” jawabku.
Mendengar jawabanku, ia memerintahkan satpamnya menutup pagar dan dia langsung memasuki mobilku. Benar sekali dugaanku seorang tante cantik inilah penumpang. Betapa bahagia hatiku.
Pantatnya yang padat seperti melambai ketika ia berjalan di depan mobilku. Pakaiannya saat itu adalah tanktop ketat dua tali dengan belahan rendah warna putih dan Rok ketat selutut warna hitam. Ketatnya membuat tak fokus.
Cklek… Dia membuka pintu sambil menunduk. Spontan aku melirik belahan dadanya yang terlihat jelas. Ia kemudian duduk di sebelahku.
cerita ngewe terbaru - Bersetubuh Dengan Istri Pejabat di Kursi Belakang GrabCar
Aku masih tak bisa mengalihkan pandangan dari sosok bertubuh sangat indah ini. Tapi waktu ia melihat aku langsung pura2 mengalihkan. Tanpa kusadari, wangi parfum yang dipakainya sangat nikmat bagi kaum adam.
Seperti bau susu segar nikmat. “Pagi bu” sapaku “Pagi mas, silahkan jalan saya sudah siap” katanya
Malu sekali rasanya diingatkan untuk menjalankan mobil. Jadi tanpa basa-basi aku melaju.
Namun tubuhnya ini membuatku terus melirik. Toketnya yang putih mulus ingin rasanya kucicipi. Perjalanan memakan waktu 1 jam.
Nikmati 1 jam ini rick pikirku. Kira-kira 1 jam ini bisa tidak aku menikmati tubuhnya dalam benakku muncul keinginan bersetubuh dengannya. “Mas ini masih muda ya?” Tanyanya “Hm..
Ya tante masih 19 tahun aku” kataku “Pantes masih ganteng gini” pujiannya membuatku terbang merasa sangat bangga. “Hooh makasih ya tan.. Tante juga cantik kok” pujiku balik “Ah bisa aja kamu” jawab tante Nadya lagi
Dan aku menyadari tadi saat ia memujiku ia melihat ke selangkanganku.
Apa ia memang mengiginkan rudal besar dalam serambi lempit tembemnya. Kalo memang itu keinginannya aku juga ingin sekali. Atau memang dia sengaja menggoda karena mengetahui aku sering meliriknya.
Dasar memang tante-tante genit. Perjalanan telah berlalu sekitar 10 menit. Tante jelita itu kemudian mengeluarkan hpnya.
Tak heran hpnya adalah hp termahal saat itu. Entah apa aku senang melihatnya asyik melihat hp. Karena aku bebas mengintip ke seluruh anggota tubuhnya.
Tangannya kelihatan sangat mulus sekali. Tidak terbayangkan jika memegang tangan tersebut. Walaupun aku belum ngaceng, tetapi aku sangat bernafsu dan siap kapanpun melayani tante ini.
“Tante kok naik grabcar? Emang gaada supir atau suami?” Tanyaku membuyarkannya yg sedang asyik “Ada sih.. Tapi lagi banyak duit aja jadi pesen deh” enak sekali dia ngomong.
Dengan ekspresi manjanya sangat cantik. “Oh begitu ya tan. Tante mau ngapain di mall?” Tanyaku lagi.
“Mau ke salon kecantikan nih” sudah secantik ini masih ke salon juga “Kamu mau ikut?” Tanyanya. Hah? Ikut?
Mau bangetlah. “Ikut gimana tante?” Aku tanya dengan ekspresi pura-pura bingung. “Kamu ceritanya jadi suami tante.
Nanti kamu anter tante lagi balik. Mau ga?” Astaga senangnya aku ditawari seperti itu. Bahagia sekali.
Jelas langsung kuterima. “Tapi tante ga malu punya suami kayak saya ceritanya?” kataku pura2 saja aku menolak “Enggalah kamu tuh ganteng badannya gede lagi udah ikut aja” ajaknya “Baiklah tante hitung-hitung dapet duit” aku menerima dengan santai. Meskipun dalam hati sangat riang.
Kami sudah berjalan 40 menit. Ternyata tak semacet yang kubayangkan jadi sebentar lagi sudah sampai. Begitulah sepanjang jalan aku mengobrol dengannya.
Tante ini sungguh baik dan sangat sempurna di mataku. Aku tak ingin melewati nikmat dirinya. Mungkin saat pulang aku akan mencoba agar lebih nakal.
5 menit kemudian sampailah kami di mall tersebut. Mall megah pusat kota. Kami keluar dari mobil dan memasuki mall.
Kami bergandengan tangan layaknya suami istri. Benar bahwa tangannya sangat lembut. Aku menikmati benar-benar apa yang kurasakan saat ini.
Bersama tante genit berjalan di mall. Walaupun belum mendapatkan tubuhnya, aku sangat senang. Setelah dilihat lagi aku dan Tante Nadia seperti seorang tante girang dan simpanan yang ganteng.
Karena pakaian minimnya seperti seorang wanita yang minta dipuaskan. Di dalam mall, banyak mata yang tertuju pada kami. Aku yang ganteng dan tante yang seksi menciptakan banyaknya orang yang melihat kami baik wanita maupun pria.
Sensasinya sungguh sangat nikmat memamerkan wanita seksi yang bukan pasanganku. Tante Nadia langsung membawaku ke salon kecantikan yang dimaksudnya. Aku disuruh menunggu di luar sementara dia diberi perawatan.
Tadi saat dia ke resepsionis aku mendengar dia meminta perawatan dada, jari dan kulitnya. Apa jadinya saat ia keluar? Mungkin jauh lebih sempurna.
Aku tak sabar menunggunya. Sekitar 1 jam kemudian, akhirnya dia keluar. Oh Tuhan dia sangat cantik.
Kulitnya tambah mulus. Selain itu rambutnya juga ternyata diikat ke atas menunjukkan kemulusan lehernya. Toketnya semakin besar dan kencang.
Astaga aku sudah ngaceng saat ini. Benar-benar bikin nafsu tante satu ini. “Ayo sayang kita pulang” ajaknya halus.
Ahh tante makin cantik aja “Hm… Ayo tan” balasku. Kami langsung meluncur dan menuju mobil. Tak sabar aku ingin menggodanya.
Apa trik yang akan kulakukan yah untuk mendapatkannya?