Dari balik semak-semak di dekat rumah Oneng, sesosok pria mengamati Said. Siluet Said yang tinggi dan tegap terlihat jelas dari jendela kamar Oneng. Keringat mengkilat di dahinya, menandakan ketegangan yang dirasakannya.
Dengan lembut, Said naik ke ranjang dan memposisikan dirinya di samping Oneng, menjaga agar tidak membangunkan istri tetangganya. Ia menjaga kontak fisik seminimal mungkin, menghormati tidur Oneng. Tubuhnya menegang, dan denyutan jantungnya terasa kuat.
Sentuhan ringan terjadi antara tubuh mereka, dan Oneng mendesah pelan dalam mimpinya. Said merasakan ketegangan di tubuh Oneng, menyadari bahwa ia sedang mengalami sebuah mimpi yang intens. Ia merasa perlu berhati-hati dalam setiap gerakannya, agar tidak membangunkan Oneng dan mengganggu mimpi yang sedang dialaminya.
Said menyadari bahwa kemajuannya harus dilakukan secara perlahan dan penuh pertimbangan. Tubuhnya bereaksi, namun ia menahan diri untuk tidak bertindak gegabah. Ia berusaha menyesuaikan diri dengan respon tubuh Oneng, bergerak selaras dengan ritme mimpi yang dialami wanita itu.
Sentuhannya lembut dan penuh pengertian, seakan-akan ia sedang menari mengikuti irama mimpi Oneng. Ia merasakan betapa sempitnya ruang yang ingin ia masuki. Perlahan-lahan, dengan penuh kesabaran, ia mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut.
Ia memperlambat gerakannya, menyesuaikan ritme dengan ketegangan yang dirasakannya. Setiap kemajuan yang dicapainya adalah hasil dari sebuah proses yang penuh dengan pertimbangan dan pengendalian diri. Oneng bergumam dalam mimpinya, seakan merespon sentuhan lembut Said.
Ketegangan di tubuh Said semakin meningkat, tetapi ia berhasil mengendalikan dirinya, memastikan kenyamanan dan rasa aman Oneng tetap terjaga dalam mimpinya. pi basahnya. Said yang sudah sering ngewe dengan cewek-cewek kampung sebelah tentunya berpengalaman dan tidak asal-asalan.
Desahan Oneng makin tak beraturan dan ngos-ngos an. “Ngh…..ahhh…bbbaang…..Ju…ri…….nghhhhhhhh”
Said pun menaikkan daster tipis Oneng sampai kedua buah dada Oneng terekpos, terlihat kedua puting Oneng sudah ngaceng total yang makin membuat Said makin birahi. Karena sudah tak sabar akhirnya Said memenyetubuhi Oneng dengan setengah batang dulu.
Said mulai menggarap Oneng dengan tempo sedang. Diaturnya dengan susah payah agar dia tidak menaikkan atau menurunkan tempo terlalu banyak. Sayup terdengar suara kasur reyot kamar tidur Oneng…ngek ngok ngek ngok ngek ngok
cerita ngewe terbaru - Memasuki Istri Tetangga yang Terlelap dalam Mimpi Erotis
Kedua tangan Oneng seketika berpegangan pada bahu Said yang lapang dan bersimbah peluh.
Said pun menurunkan posisi badannya sehingga kedua lututnya sekarang bertumpu di kasur, memberikan rudal nya posisi yang semakin leluasa mengarah tepat ke bibir serambi lempit Oneng. Kelembaban yang dirasakan ditambah sensasi cengkraman belahan serambi lempit Oneng yang masih kencang membuat rudal Said makin berdenyut2. Sementara Oneng makin megap2 dan terus memanggil2 nama Bajuri.
“Bang Juri….ahh….abis disengat tawon yah….otongnya…kok jadi gede gini……serambi lempit Oneng jadi sempith…ahhhhh”, racau Oneng makin tak karuan
Oneng sampai ke orgasme keduanya. Bang Said sedikit terkejut karena rudalnya dikenyot2 kuat saat Oneng orgasme kedua kalinya. Tanpa sadar ternyata sekarang seluruh batang Said sudah tertancap mentok di serambi lempit Oneng.
Oneng sekarang terbaring pasrah, kedua tangannya rebah di kasur tak bertenaga. Belum pernah Oneng orgasme dua kali beruntun karena biasanya sesi senggamanya dengan Juri pun jarang memuaskan dia sampai mencapai orgasme. Nafsu birahi bejat Said sekarang sudah sampai ke ubun-ubun.
Pinggulnya sudah tak berkompromi menghunjam-hunjam serambi lempit Oneng yang sudah makin banjir dengan cairan precum bercampur orgasme. Said yang sudah pengalaman memenyetubuhi cewek2 kampung sebelah tapi jarang-jarang ia dapat yang terasa seperti perawan seperti ini. Sensasi kenyotan di rudal nya yang hangat penuh cairan ditambah sensasi seperti diawasi dan takut tertangkap basah membuat Said dalam 10 menit mencapai puncaknya.
Pinggulnya menindih selangkangan Oneng sampai mentok dan Said membiarkan seluruh cairan kejantanannya tumpah ruah ke dalam rahim Oneng. Saking klimaksnya ia sudah tidak sempat berpikir resiko kehamilan lagi. Said pun rubuh ke ranjang dengan tenaga yang tersisa sambil mengepalkan kedua tangan menahan agar tidak sampai menindih tubuh Oneng sepenuhnya.
Gantian ia yang ngos-ngosan mencari nafas. Tapi tanpa diduga-duga Oneng malah mengigau, “Ayo dong Bang Juri … 1 puteran lagi …”, sambil menggeolkan pinggulnya manja
“Aje gile juga nih cewek”, batin Said
“Mumpung masih habis kesengat tawon ya otongnya …”, kedua paha Oneng dikaitkan ke pinggul Said
Sementara di seberang, sosok yang mengintip aksi gila Said di kamar Oneng tidak bergeming. Tampak di kegelapan, dia juga berswalayan menikmati pemandangan yang disajikan sambil kepalanya menyusun rencana bulus.